Senin, 10 November 2014

Kohesi Kelompok

2  1.   Hakekat Kohesi Kelompok
Kohesivitas adalah pemahaman seseorang tentang kelompok berdasar waktu yang dihabiskan, akses ketat, ukuran kelompok, ancaman eksternal, dan sukses sebelumnya. Sedangkan Kohesi kelompok merupakan perasaan bersama-sama dalam kelompok serta merupakan kekuatan yang memelihara dan menjaga anggota dalam kelompok.
§  Beberapa pengertian tentang kohesivitas yaitu:
1.      Kohesivitas adalah mengenai penyatuan kekuatan. Konsep ini menggambarkan konsep kohesivitas secara fisik, dimana didefinisikan sebagai kekuatan dari daya tarik molekul yang menjaga agar partikel-partikel tetap bersatu. Aplikasinya pada sebuah kelompok, dimana  kekuatan dari pemersatu yang menghubungkan anggota kelompok secara individual dengan anggota yang lain dalam satu kelompok secara keseluruhan.
2.      Kohesivitas adalah sebuah kesatuan kelompok. Contohnya: orang-orang yang bekerja dalam film Snow White merasa bahwa mereka merupakan orang-orang yang terbaik di dunia, dan mereka yakin mereka dapat meraih tujuannya. Mereka menggambarkan kelompok sebagai keluarga, tim, dan komunitas.Banyak teori-teori yang menjelaskan hal tersebut sebagai “belongingness” atau “we-ness”, yang merupakan esensi dari kohesivitas kelompok. Anggota-anggota dalam kelompok yang kohesif memberikan rasa kebersamaan yang tinggi kepada kelompoknya, dan mereka sadar bahwa terdapat persamaan antar anggota dalam kelompok.
3.      Kohesivitas adalah teamwork. Banyak teori menyatakan bahwa kohesi harus dilakukan bersama dengan keinginan para anggotanya untuk bekerja sama mencapai tujuan. Sehingga, kelompok yang dikatakan kohesif ditandai dengan considerable interdependence of members, stabilitas antar anggota kelompok, perasaan bertanggung jawab dari hasil usaha kelompok, absent yang berkurang, dan tahan terhadap gangguan.
4.      Kohesivitas adalah multidimensional, dinamika kelompok yang berbeda telah mengkonsep kohesivitas dalam beberapa cara. Kenneth Dion yakin bahwa kohesivitas adalah konstruk multidimensional. Membentuk kekuatan sosial, rasa untuk bersatu, ketertarikan antar anggota dan kelompok itu sendiri, dan kemampuan kelompok untuk bekerja sebagai tim merupakan semua komponen dari kohesivitas, tetapi kelompok yang kohesif mungkin tidak memiliki seluruh (lengkap) kualitas ini.Banyak teori-teori yang menjelaskan hal tersebut sebagai “belongingness” atau “we-ness”, yang merupakan esensi dari kohesivitas kelompok. Anggota-anggota dalam kelompok yang kohesif memberikan rasa kebersamaan yang tinggi kepada kelompoknya, dan mereka sadar bahwa terdapat persamaan antar anggota dalam kelompok.
§  Berikut beberapa pengertian tentang kohesivitas dalam kelompok, menurut para ahli yaitu:
  • .      Lewin (1943), Menggunakan istilah cohesive untuk menggambarkan sebuah kekuatan yang menjaga kelompok agar tetap utuh dengan cara menjaga kesatuan anggota-aggotanya.
  • .      Collins dan Raven (1964), kohesivitas kelompok sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal didalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok.
  • .      Taylor, Peplau & Sears (1997: 109), Mendefinisikan kohesivitas sebagai kekuatan (baik positif ataupun negatif) yang menyebabkan anggota menetap pada suatu kelompok. Kohesivitas bergantung pada tingkat keterikatan individu yang dimiliki setiap anggota kelompok. Daya tarik antar pribadi merupakan kekuatan pokok yang positif.

  • .      Hartinah (2009:72), Mendefinisikan kohesi kelompok sebagai sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut.

  • .      Cota, Menyatakan bahwa kohesivitas melibatkan dua dimensi primer, yakni tugas sosial dan individu group. Dimensi yang pertama berkaitan dengan individu tertarik pada tugas kelompok atau dalam hubungan sosial. Sedangkan dimensi yang kedua berkaitan dengan individu pada kelompok atau anggota yang lain.

2  2.   Komitmen Dalam Kohesi
             Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan interpersonal yang akrab, kesetiakawanan dan perasaan “kita” yang dalam. Kohesi kelompok juga merupakan kekuatan yang mendoromng anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok. Sehingga dalam hal ini, komitmen dalam kohesi diperlukan agar lebih mempererat keutuhan kelompok.Kesepakatan dalam kohesi yaitu di ukur dari:
1.    a.   Ketertarikan anggota secara interpersonal satu sama lain.
2.     b   Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
     c.  Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya.
2  3.   Konsekuensi Dalam Kohesi
            Didalam sebuah kelompok, anggota kelompok yang kohesif lebih siap untuk selalu berpartisipasi didalam pertemuan-pertemuan kelompok. Kelompok yang kohesif memiliki anggota yang loyal terhadap kelompok, mempunyai rasa tanggung jawab kelompok, mempunyai motivasi tinggi untuk melaksanakan tugas kelompok dan merasa puas atas pekerjaan kelompok. Dengan ciri-ciri tersebut dapat menyebabkan meningkatkan produktifitas kelompok.
            Kelompok yang memiliki kohesi tinggi merupakan sumber rasa aman terhadap anggota kelompok yang lain. Penerimaan anggota lain terhadap diri seseorang dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok dan menjadikan anggota-anggotanya lebih kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas dan lebih mudah mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada di dalam kelompo.
            Kohesivitas kelompok menciptakan suasana kerja yang lebih sehat. Karena orang-orang yang ada didalamnya lebih menaruh perhatian pada orang lain dengan berbagai cara yang lebih positif serta seseorang akan lebih berpengalaman dalam mengurangi kegelisahan dan ketegangan. Selanjutnya, penyesuaian terhadap tekanan akan lebih banyak pada kohesivitas kelompok, sehingga penolakan individu pada tekanan tersebut akan melemah. Namun ternyata kohesivitas kelompok tidak hanya membawa hal yang positif saja. kohesivitas kelompok juga dapat meningkatkan proses yang negatif seperti permusuhan dan penyebab kesalahan. Contohnya : Kelompok kohesif dan nonkohesif dihadapkan pada masalah yang tidak ada solusinya. Disaat seluruh kelompok menunjukkan frustasinya, koalisi justru ditunjukkan oleh kelompok nonkohesif. Sementara kelompok kohesif menunjukkan frustasinya sebagai agresi pribadi seperti: bermusuhan, joking hostility dan dominansi pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar