2 1.
Hakekat Kohesi Kelompok
Kohesivitas adalah pemahaman seseorang tentang
kelompok berdasar waktu yang dihabiskan, akses ketat, ukuran kelompok, ancaman eksternal, dan sukses sebelumnya. Sedangkan Kohesi
kelompok merupakan perasaan bersama-sama dalam kelompok serta merupakan kekuatan
yang memelihara dan menjaga anggota dalam kelompok.
§ Beberapa pengertian tentang kohesivitas yaitu:
1.
Kohesivitas adalah
mengenai penyatuan kekuatan. Konsep
ini menggambarkan konsep kohesivitas secara fisik, dimana didefinisikan sebagai
kekuatan dari daya tarik molekul yang menjaga agar partikel-partikel tetap
bersatu. Aplikasinya pada sebuah kelompok, dimana
kekuatan dari
pemersatu yang menghubungkan anggota kelompok secara individual dengan anggota
yang lain dalam satu kelompok secara keseluruhan.
2.
Kohesivitas adalah
sebuah kesatuan kelompok. Contohnya: orang-orang
yang bekerja dalam film Snow White merasa bahwa mereka merupakan orang-orang
yang terbaik di dunia, dan mereka yakin mereka dapat meraih tujuannya. Mereka
menggambarkan kelompok sebagai keluarga, tim, dan komunitas.Banyak
teori-teori yang menjelaskan hal tersebut sebagai “belongingness” atau
“we-ness”, yang merupakan esensi dari kohesivitas kelompok. Anggota-anggota
dalam kelompok yang kohesif memberikan rasa kebersamaan yang tinggi kepada
kelompoknya, dan mereka sadar bahwa terdapat persamaan antar anggota dalam
kelompok.
3.
Kohesivitas adalah
teamwork. Banyak teori menyatakan bahwa kohesi harus dilakukan bersama dengan
keinginan para anggotanya untuk bekerja sama mencapai tujuan. Sehingga,
kelompok yang dikatakan kohesif ditandai dengan considerable interdependence of
members, stabilitas antar anggota kelompok, perasaan bertanggung jawab dari
hasil usaha kelompok, absent yang berkurang, dan tahan terhadap gangguan.
4.
Kohesivitas adalah
multidimensional, dinamika kelompok yang berbeda telah mengkonsep kohesivitas
dalam beberapa cara. Kenneth Dion yakin bahwa kohesivitas adalah konstruk
multidimensional. Membentuk kekuatan sosial, rasa untuk bersatu, ketertarikan
antar anggota dan kelompok itu sendiri, dan kemampuan kelompok untuk bekerja
sebagai tim merupakan semua komponen dari kohesivitas, tetapi kelompok yang
kohesif mungkin tidak memiliki seluruh (lengkap) kualitas ini. Banyak
teori-teori yang menjelaskan hal tersebut sebagai “belongingness” atau
“we-ness”, yang merupakan esensi dari kohesivitas kelompok. Anggota-anggota
dalam kelompok yang kohesif memberikan rasa kebersamaan yang tinggi kepada
kelompoknya, dan mereka sadar bahwa terdapat persamaan antar anggota dalam
kelompok.
§ Berikut beberapa pengertian tentang kohesivitas dalam
kelompok, menurut para ahli yaitu:
- . Lewin (1943), Menggunakan istilah cohesive untuk menggambarkan sebuah kekuatan yang menjaga kelompok agar tetap utuh dengan cara menjaga kesatuan anggota-aggotanya.
- . Collins dan Raven (1964), kohesivitas kelompok sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal didalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok.
- . Taylor, Peplau & Sears (1997: 109), Mendefinisikan kohesivitas sebagai kekuatan (baik positif ataupun negatif) yang menyebabkan anggota menetap pada suatu kelompok. Kohesivitas bergantung pada tingkat keterikatan individu yang dimiliki setiap anggota kelompok. Daya tarik antar pribadi merupakan kekuatan pokok yang positif.
- . Hartinah (2009:72), Mendefinisikan kohesi kelompok sebagai sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut.
- . Cota, Menyatakan bahwa kohesivitas melibatkan dua dimensi primer, yakni tugas sosial dan individu group. Dimensi yang pertama berkaitan dengan individu tertarik pada tugas kelompok atau dalam hubungan sosial. Sedangkan dimensi yang kedua berkaitan dengan individu pada kelompok atau anggota yang lain.
2 2.
Komitmen Dalam
Kohesi
Kohesi kelompok berarti adanya
semangat kelompok yang tinggi, hubungan interpersonal yang akrab,
kesetiakawanan dan perasaan “kita” yang dalam. Kohesi kelompok juga merupakan
kekuatan yang mendoromng anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok
dan mencegahnya meninggalkan kelompok. Sehingga dalam hal ini, komitmen dalam
kohesi diperlukan agar lebih mempererat keutuhan kelompok.Kesepakatan dalam
kohesi yaitu di ukur dari:
1. a. Ketertarikan anggota secara interpersonal satu sama lain.
2. b Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
c. Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat
untuk memuaskan kebutuhan personalnya.
2 3. Konsekuensi
Dalam Kohesi
Didalam
sebuah kelompok, anggota kelompok yang kohesif lebih siap untuk selalu berpartisipasi didalam
pertemuan-pertemuan kelompok. Kelompok yang kohesif memiliki anggota yang loyal
terhadap kelompok, mempunyai rasa tanggung jawab kelompok, mempunyai motivasi
tinggi untuk melaksanakan tugas kelompok dan merasa puas atas pekerjaan
kelompok. Dengan ciri-ciri tersebut dapat menyebabkan meningkatkan
produktifitas kelompok.
Kelompok
yang memiliki kohesi tinggi merupakan sumber rasa aman terhadap anggota
kelompok yang lain. Penerimaan anggota lain terhadap diri seseorang dapat
meningkatkan partisipasi dalam kelompok dan menjadikan anggota-anggotanya lebih
kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas dan lebih mudah mengatasi kesulitan-kesulitan
yang ada di dalam kelompo.
Kohesivitas
kelompok menciptakan suasana kerja yang lebih sehat. Karena orang-orang yang
ada didalamnya lebih menaruh perhatian pada orang lain dengan berbagai cara
yang lebih positif serta seseorang akan lebih berpengalaman dalam mengurangi
kegelisahan dan ketegangan. Selanjutnya, penyesuaian terhadap tekanan akan
lebih banyak pada kohesivitas kelompok, sehingga penolakan individu pada
tekanan tersebut akan melemah. Namun ternyata kohesivitas kelompok tidak hanya
membawa hal yang positif saja. kohesivitas kelompok juga dapat meningkatkan
proses yang negatif seperti permusuhan dan penyebab kesalahan. Contohnya :
Kelompok kohesif dan nonkohesif dihadapkan pada masalah yang tidak ada
solusinya. Disaat seluruh kelompok menunjukkan frustasinya, koalisi justru
ditunjukkan oleh kelompok nonkohesif. Sementara kelompok kohesif menunjukkan
frustasinya sebagai agresi pribadi seperti: bermusuhan, joking hostility dan
dominansi pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar